[SHARING] Pengalaman Menjadi Pengawas SBMPTN 2018

Halo! Akhirnya kembali lagi nulis blog, setelah kemarin hectic sebagai mahasiswa tingkat akhir. But finally, I graduated!:’) Oke, jadi topik utama yang ingin aku tulis hari ini yaitu pengalamanku sebagai Pengawas Mahasiswa di SBMPTN 2018. Bakal aku kupas tuntas mulai dari awal pendaftaran, persiapan pendaftaran, online test hingga hari H, lengkap juga dari awal berangkat hingga pulang!

-

Tepat Selasa, 8 Mei 2018 kemarin ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) diadakan. Awal mula proses perekrutan pengawas dibuka sekitar tiga minggu sebelumnya, aku tau perekrutan ini dari teman yang share di grup Line, lalu langsung coba daftar. Aku emang udah niatin untuk jadi pengawas SBMPTN karena ini adalah tahun terakhir kuliah, biar gak penasaran. Temanku ngasih tau di tanggal 19 April dan ternyata besoknya udah hari terakhir pendaftaran. Langsung ngebut deh tuh nyiapin segala dokumen yang dibutuhin. Tahun ini ada sekitar empat PTN yang dipersilahkan untuk ambil andil sebagai panitia dalam test SBMPTN: Universitas Indonesia, Universitas Islam Negeri, Universitas Negeri Jakarta dan Universitas Pembangunan Nasional.

-

Aku daftar secara online di website https://sbmptnpanlokjkt.ui.ac.id/crews. Di website tersebut aku isi surat pernyataan SPU yang harus di-download dahulu, di-print, ditandatangani, lalu di-scan, dan di-upload di website-nya. Jujur lupa SPU singkatan dari apa:') yang jelas, SPU adalah surat pernyataan yang memastikan kalau kita memang memenuhi syarat yang diminta panitia pelaksana, seperti tidak pernah terlibat (langsung atau tidak langsung) dengan kegiatan bimbingan belajar, tidak pernah terlibat dalam kecurangan akademis, dsb. Seluruh berkas yang diminta harus di-upload saat pendaftaran. Dokumen yang dibutuhkan yaitu kartu mahasiswa, KTP, SPU, dan upload foto 4x6 bebas sopan. Kita dapat pilih posisi yang diinginkan, ada pilihan sebagai Pengawas Mahasiswa (PM) dan sebagai Koordinator Ruang (KR). Aku pastinya langsung milih sebagai PM karena untuk Koordinator Ruang biasanya lebih mengutamakan yang sudah berpengalaman di kepanitiaan SBMPTN (tapi gak selalu begitu, sih). Setelah daftar, sekitar seminggu kemudian langsung keluar hasilnya di website yang sama. Oiya, saat pendaftaran, kita dapat memilih lokasi. Aku pilih lokasi di Depok karena emang ngekos di Depok, tapi untuk cari aman aku juga setuju untuk ditempatkan di lokasi lain. (caranya tinggal ceklist aja kalau bersedia, kalau gak bersedia bisa kosongin kotak ceklist-nya). Setelah dinyatakan lolos, aku harus isi test tertulis. Testnya online juga kok, ada di dalam link yang dicantumkan di pengumuman kelulusan. Setelah meng-klik link-nya, muncul sepuluh soal yang harus dijawab MINIMAL betul sembilan. Iya, berarti cuma boleh salah satu nomor. Konten soalnya mengenai teknis-teknis dalam mengawas SBMPTN karena aku milihnya sebagai PM, kalau milih jadi Koordinator Ruangan akan beda lagi pertanyaannya. Berhubung minimal harus benar sembilan, kurang dari itu akan dinyatakan tidak lulus. Tapi tenang saja, kalian bisa ulang lagi isi soalnya, jadi kita bisa ngerjain berkali-kali sampai lolos. Aku rasa ngisi soal ini cuma formalitas karena sebenarnya kita emang sudah lolos, hanya perlu di “verifikasi” lewat tes kompetensi. Kelulusan tes kompetensi dijadiin syarat pengambilan kartu pengawas. Kalau belum lolos, kalian gak bisa ambil kartu pengawas sampai lolos tahap pengisian soal. Setelah itu, tiga hari kemudian diadain briefing yang pembicaranya adalah panitia SBMPTN, dikasih arahan tentang jenis-jenis kecurangan (jujur ada banyak banget ternyata jenis kecurangan yang aku baru tau, super canggih, deh), dikasih kertas rundown untuk hari H, dikasih juga pengarahan untuk isi buku laporan. 

-

Saat kartu pengawas sudah di tangan, saat itu juga langsung tahu akan di tempatkan di mana dan mengawas rumpun apa. Jujur aku kaget, dari Depok “terdampar” ke Jakarta Pusat. Aku kebagian ngawas di SMAN 77 Jakarta Pusat, tepatnya di deket ITC Cempaka Mas. Udah gitu aku ngawas rumpun IPA yang berarti pagi, dan pengawas harus sudah sampai di lokasi pukul 06.00. Sempat galau, bisa gak ya aku yang bukan morning person ini berangkat dari kosan di Depok ke Jakarta Pusat dan jam 06.00 udah sampai sana? Karena merasa gambling, takut belum ada kereta juga pagi-pagi buta, akhirnya H-1 gue memutuskan pulang ke rumah di Tangerang Selatan dan diantar berangkat dari rumah. Jalanan super lancar bebas macet padahal udah khawatir kalo naik mobil pasti macet. Jam 05.20 udah sampai di SMAN 77, wohoo! Akhirnya sholat Subuh dulu di masjid persis di samping gedung sekolahnya. Di masjid ketemu sesama pengawas namanya Ida, sesama anak UI, dan bahkan satu fakultas, tapi kita gak saling kenal ahahaha saking banyaknya anak FIB :’)



Kartu Pengawas Mahasiswa

Pukul 05.45 akhirnya aku dan Ida masuk ke gedung sekolah dengan kita berdua nenteng jaket almamater (jaket kuning). Mungkin karena almamaternya kuning, cukup noticable kalau kita adalah panitia, masih di lapangan aja langsung diarahin untuk naik ke lantai dua. Pukul 06.00 briefing dimulai dengan beberapa pembicara memberikan pengarahan, mulai dari kepala sekolah, ketua lokasi hingga koordinator ruangan. Para pengawas harus tanda tangan di buku absen dan dapet snackbox juga untuk sarapan. Setiap pengawas dipasangkan dengan satu guru dari SMAN 77. Ujian rumpun IPA dimulai pukul 08.00 tapi pengawas dan guru harus sudah masuk ke ruang ujian pukul 07.00 untuk menempel nomor peserta dan memastikan ruangan steril. Pukul 07.30 peserta ujian diperbolehkan memasuki ruang ujian. Sebelum ujian mulai, aku membacakan tata tertib peraturan ujian, mempersilahkan peserta untuk meletakkan tas dan alat elektronik, serta mempersilahkan peserta untuk ke toilet sebelum soal dibagikan. Setelah semuaya dilakukan, aku membagikan soal. Soal ujian gak bisa asal kasih begitu aja, ada polanya karena sesuai dengan kode soal, sebelumnya sudah di-briefing. Ujian pertama berlangsung sampai pukul 11.45 lalu istirahat dan mulai lagi (kalau gak salah) pukul 12.30 untuk TKPA. Setelah selesai, peserta dipersilahkan meninggalkan ruangan, lalu disusul pengawas dan guru. 

-

Pengawas dan guru membawa hasil jawaban peserta ke ruang briefing dan dipersilahkan mengambil makan siang sekaligus uang. Nah, pasti banyak yang nanya, berapa sih bayaran pengawas SBMPTN? Setahuku, setiap tahun nominalnya gak sama, bisa naik terus (kayaknya haha). Aku kemarin dapet  fee 350 ribu. Lumayan bagi anak kos. Sehabis makan siang, guru dan PM boleh duduk-duduk santai di ruang briefing. Itu adalah waktunya Koordinator Ruang menyusun hasil ujian. PM belum diperbolehkan pulang karena Koordinator Ruang masih bertugas memeriksa semua kelengkapan soal dan lembar jawaban, dikhawatirkan masih ada kesalahan yang harus diperbaiki oleh PM. Sekitar jam 1, pengawas sudah diperbolehkan pulang.

Komentar

Posting Komentar